, Demak - Beberapa petani di Kabupaten Demak membuat varietas padi favorit untuk tingkatkan kualitas beras yang dibuat. Padi kualitas favorit itu dipandang dapat meningkatkan nilai tawar sebab beras yang dibuat dibeli pada harga tinggi.
“Kami produksi beras hitam, merah, serta beras Jepang. Harga jualnya tambah tinggi di atas Rp20 ribu per kilo,” kata Hery Sugiartono, petani dari Barisan Tani Sri Rahayu serta Kombinasi Barisan Tani Melati Mandiri, Desa Mlatiharjo Kecamatan, Gajah, Kabupten Demak, Jum’at 22 Juli 2016.
Beras hitam yang mereka produksi di jual seharga Rp30 ribu, beras merah Rp20 ribu beras Jepang Rp16 ribu. Menurut Hery, beras yang dibuat petani di kampungnya itu banyak diual oleh perseorangan dengan pemasaran dengan online, walau demikian cukup banyak perusahaan ingin pasarkan dalam rasio besar.
Beras yang dibudidayakan oleh barisan tani di Desa Mlati itu adalah bibit hasil silang di tempat seluas 40 hektare. Usaha membuat bibit dengan varietas padi favorit itu bermula dari prihatin pada fluktuasi harga beras lokal yang rendah serta terdapatnya beras import. Diluar itu, sampai kini petani terhalang lamanya waktu tanam padi favorit. “Padi kami berumur pendek. Beras hitam contohnya, ditanam cuma 3,5 bulan sampai enam bulan.
Menanam padi favorit itu diawali semenjak 2004 dengan dampingan periset Balai Tanaman Pangan Bogor. Waktu itu petani Desa Mlatiharjo di Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak mendapatkan pertolongan bibit padi hibrida dari Cina yang nyatanya tidak berhasil ditanam sebab tidak pas dengan iklim tropis.
Tidak ingin menyerah beberapa bibit sisa dari Cina itu dikawin silangkan dengan varietas lokal yang hasilnya menimbulkan kualitas lebih baik yang sekarang dibranding oleh petani dengan nama beras sesuai dengan nama kampungnya itu.
Beras yang dibuat petani Desa Mlatiharjo itu condong sehat sebab tidak cuma memiliki kandungan karbohidrat berat, tetapi kaya mineral serta nutrisi lain. Beras juga dikemas dengan lebih higienis lewat teknik vakum hingga lebih bertahan lama. “Kami punyai ide pertanian diurus dengan industri paket, tanpa ada pengawet, gunakan vakum.
Mereka sedang mengujicoba kreatifitas beras dengan kandungan zat besi tinggi. Baik untuk ibu hamil yang sampai kini kurang darah.
Kreatifitas petani demak itu menarik Wakil Wali Kota Semarang, Hevarita Gunaryanti Rahayu, bersama dengan kepala dinas pertanian peternakan yang ingin belajar menghasilkan beras varietas favorit yang dikerjakan petani Demak itu. Wakil Wali Kota mengaku ingin menghasilkan hal sama di daerahnya. “Kami punyai basis tempat di dua kecamatan, Gunungpati serta Mijen yang dapat meningkatkan padi varietas baru itu,” kata Hevarita.
Menurutnya, beberapa tempat di Kota Semarang dapat untuk meningkatkan padi varietas favorit. Hal tersebut dipandang penting ditengah-tengah keadaan kota Semarang jadi pasar customer. “Hasilnya kelak dapat untuk memasok keperluan hotel yang banyak diurus di Semarang,” kata Hevarita memberikan tambahan.
Pemkot Semarang akan mengusahakan kerja sama pembibitan yang selanjutnya dibranding sesuai hasil serta tempat padi itu ditanam. “Misalnya kelak Semarang punyai padi varietas lokal yang kami namai padi Semarang Hebat,” tuturnya.
EDI FAISOL
"